Pj Ketua PKK Aceh Soroti Pentingnya Kebersihan Lingkungan

6 Oct 2024 - 21:22
1 dari 2 halaman

SIKLUS.CO| Lhoukseumawe-Penjabat Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Hj. Safriati, menekankan pentingnya penerapan pola hidup bersih dan sehat bagi masyarakat utamanya di Gampong Pusong Baro Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe, Sabtu, 5/10/2024. Safriati mengingatkan bahwa kesehatan masyarakat sangat berkaitan erat dengan kebiasaan sehari-hari, terutama dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Perilaku hidup bersih dan sehat dianggap sebagai kunci dalam mengurangi berbagai masalah kesehatan yang dihadapi Gampong Pusong Baro, termasuk stunting, yang masih menjadi tantangan. Safriati menyoroti pentingnya kebersihan lingkungan, terutama dalam hal kebiasaan buang air besar sembarangan. Ia menyebutkan bahwa Aceh masih berada di peringkat lima besar daerah di Indonesia dengan tingkat buang air besar sembarangan yang tinggi, sehingga kolaborasi seluruh pihak sangat diperlukan.

“Kalau masih ada yang buang kotoran sembarangan, akan sangat sulit mencapai standar kesehatan yang layak,” tegas Safriati. Ia mendorong agar seluruh dinas terkait di Lhokseumawe berkolaborasi dengan PKK untuk menyukseskan berbagai program kesehatan. Dengan keterlibatan kader PKK yang langsung turun ke lapangan, edukasi mengenai pentingnya kebersihan dan kesehatan dapat lebih efektif menjangkau masyarakat.

Selain kesehatan, Safriati juga mendengarkan keluhan dari masyarakat setempat, khususnya istri dari nelayan di Pusong Baro. Seorang ibu mengeluhkan bahwa ketika hasil tangkapan melimpah, harga ikan justru anjlok, yang pada akhirnya berdampak pada kondisi ekonomi dan kesejahteraan keluarga. Bahkan, ada beberapa ibu yang mengalami kekhawatiran berlebihan sehingga mempengaruhi kondisi kehamilan mereka.

Menanggapi hal tersebut, Safriati menawarkan solusi agar masyarakat dapat memanfaatkan hasil tangkapan yang melimpah dengan mengolahnya menjadi produk unggulan, seperti ikan keumamah atau olahan berbahan ikan lainnya. “Masyarakat bisa mengolah hasil tangkapan menjadi produk unggulan. Ketika panen melimpah, sebagian bisa diolah, misalnya jadi ikan keumamah, dan itu harganya lebih tinggi dari ikan mentah,” saran Safriati. Ia juga menambahkan bahwa kelompok usaha bersama akan lebih mudah mendapatkan bantuan dari pemerintah dibandingkan jika masyarakat bergerak sendiri-sendiri.